Jakarta : Polisi menyatakan 'rumah gurita' tidak menjadi tempat ritual seks bebas oleh sekte sesat. Menurut polisi, cerita itu hanyalah karangan GL yang saat ini telah berstatus tersangka karena memalsukan surat berkop Kantor Perpustakaan Daerah Kota Bandung yang berisi perintah ritual seks bebas.
"Rumah Gurita tidak ada apa-apa, itu karangan dari GL," kata Kasatreskrim Poltabes Bandung AKBP Wijanarko saat dihubungi Kompas Harian dari Jakarta, Senin (3/6/2013) malam.
Wijanarko menambahkan, polisi belum mendalami mengapa GL menyebut 'rumah gurita' sebagai tempat ritual seks bagi sekte sesat. Polisi belum memastikan apa motif GL menyebut rumah tersebut sebagai salah satu lokasi ritual.
"Saya tidak tahu apakah GL mempunyai dendam kepada pemilik rumah itu atau bagaimana, kami belum dalami," tutur Wijanarko.
Sebelumnya, pada Jumat 31 Mei polisi telah mendatangi 'rumah gurita' yang terletak di kawasan Suka Mulya, Sukajadi, Kota Bandung. Setelah melakukan penggeledahan, polisi mengaku tidak menemukan bukti adanya praktik menyimpang di rumah tersebut.
Kerabat pemilik rumah Anton membantah kabar yang menyebut rumah itu dijadikan tempat ritual yang menyimpang. Rumah itu dihuni secara normal layaknya rumah-rumah warga lainnya.
Dari luar 'rumah gurita' ini memang tampak unik. Sejumlah patung terlihat di atas bangunan itu. Yang paling mencolok adalah patung gurita besar berwarna hitam. Tentakel atau lengan-lengan gurita itu menjulur panjang ke bawah. Karena itulah rumah ini sohor dengan sebutan 'rumah gurita'.
Polisi telah menetapkan GL sebagai tersangka pemalsuan surat perintah ritual seks bebas yang beredar di kalangan Pegawai negeri Sipil (PNS) Perpustakaan Daerah dan Arsip Kota Bandung. Dia mencatut nama Kepala Perpusda Muhammad Anwar. GL diduga memperoleh stempel Kantor Perpusda Kota Bandung dari ibunya yang menjadi karyawan di tempat itu. (Eks/Yus)
"Rumah Gurita tidak ada apa-apa, itu karangan dari GL," kata Kasatreskrim Poltabes Bandung AKBP Wijanarko saat dihubungi Kompas Harian dari Jakarta, Senin (3/6/2013) malam.
Wijanarko menambahkan, polisi belum mendalami mengapa GL menyebut 'rumah gurita' sebagai tempat ritual seks bagi sekte sesat. Polisi belum memastikan apa motif GL menyebut rumah tersebut sebagai salah satu lokasi ritual.
"Saya tidak tahu apakah GL mempunyai dendam kepada pemilik rumah itu atau bagaimana, kami belum dalami," tutur Wijanarko.
Sebelumnya, pada Jumat 31 Mei polisi telah mendatangi 'rumah gurita' yang terletak di kawasan Suka Mulya, Sukajadi, Kota Bandung. Setelah melakukan penggeledahan, polisi mengaku tidak menemukan bukti adanya praktik menyimpang di rumah tersebut.
Kerabat pemilik rumah Anton membantah kabar yang menyebut rumah itu dijadikan tempat ritual yang menyimpang. Rumah itu dihuni secara normal layaknya rumah-rumah warga lainnya.
Dari luar 'rumah gurita' ini memang tampak unik. Sejumlah patung terlihat di atas bangunan itu. Yang paling mencolok adalah patung gurita besar berwarna hitam. Tentakel atau lengan-lengan gurita itu menjulur panjang ke bawah. Karena itulah rumah ini sohor dengan sebutan 'rumah gurita'.
Polisi telah menetapkan GL sebagai tersangka pemalsuan surat perintah ritual seks bebas yang beredar di kalangan Pegawai negeri Sipil (PNS) Perpustakaan Daerah dan Arsip Kota Bandung. Dia mencatut nama Kepala Perpusda Muhammad Anwar. GL diduga memperoleh stempel Kantor Perpusda Kota Bandung dari ibunya yang menjadi karyawan di tempat itu. (Eks/Yus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar